Tindakan curang dapat terjadi dimana-mana. Tindakan
curang juga dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan niatan ingin menghasilkan
sesuatu yang lebih. Misalkan dalam SPMB jalur undangan yang menggunakan metode
seleksi nilai raport, rentan akan kecurangan.
Kecurangan dalam proses pendaftaran bisa saja dilakukan
oleh sekolah dengan harapan sekolah akan terdongkrak menjadi terkenal karena
banyak siswanya diterima di jalur undangan. Sekolah menjadi favorit, sehingga
ke depan dana-dana bantuan bisa banyak yang masuk ke sekolah sebagai imbalan
atas prestasinya. Bisa jadi kecurangan disebabkan tekanan pihak tertentu
terhadap sekolah agar anak-anaknya bisa diterima melalui jalur undangan.
Siapa mereka? Bisa jadi orang-orang yang berpengaruh baik
di lingkungan lembaga pemerintah atau swasta. Pengaruhnya Apa? Kalau seorang
pejabat telah mengeluarkan “surat sakti” /memo dsb., diberikan kepada kepala
sekolah, tentu kepala sekolah tidak akan bisa menghindar. Bisa jadi ada anak
seorang yang mempunyai harta yang banyak, cita-citanya tinggi ingin
menyekolahkan anaknya di Fak. Kedokteran. Tetapi kemampuan anaknya di bawah
rata-rata, dengan berbagai cara berapapun biayanya agar nilai anaknya bisa dikatrol.
Harapannya anaknya diterima di kedokteran. Siapa yang akan dikorbankan? Tentu
gurulah yang akan dikorbankan sebagai pendongkrak nilai, atau siapa saja yang
mengolah nilai di sekolah tersebut dengan imbalan uang yang berlimpah.
Sebenarnya Pihak Perguruan Tinggi
sudah tahu bahwa dari sekolah tertentu “dicurigai” bermain angka. Dilihat
prestasi mahasiswanya yang melalui jalur undangan bisa nampak. Kita misalkan,
di raport nilainya 8, 8 ,9, 9, 9 dst….. tetapi selama kuliah mahasiswa
tersebut kesulitan mengikuti perkuliahan, wal hasil, IPKnya jeblok. Bisa juga
bandingkan dengan mahasiswa dalam angkatan yang sama dari sekolah tertentu,
nilai raportnya sedang-sedang, tetapi prestasinya luar biasa, IPKnya di atas 3.
Jika panitia SNMPTN jalur
undangan mengumumkan sekolah yang curang, tentu banyak yang mendukung,
terutama sekolah-sekolah yang telah berusaha mendidik anak-anaknya dengan
kejujuran, semangat yang tinggi agar meraih prestasi yang gemilang. Namun
kandas karena kalah bersaing dengan sekolah tertentu yang mengirimkan
anak-anaknya penuh dengan rekayasa nilai.
Sebagai masukan kepada Perguruan
Tinggi dapatlah menerapkan sistem pengiriman data nilai siswa tiap semester
dari sekolah-sekolah yang telah mendaftar diri setiap tahunnya akan mengikuti
SNMPTN. Barangkali ini suatu wacana saja. Persoalan sekolah mau curang
atau tidak, tetapi pergutruan tinggi berusaha menjaring mahasiswa yang
benar-benar berprestasi.
Seperti diberitakan Tempo,
Tindakan curang berupa manipulasi nilai siswa agar lolos dalam jalur undangan
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) berhasil diketahui
panitia. Koordinator Humas Panitia SNMPTN Ravik Karsidi mengatakan setidaknya
ada 10 sekolah yang diketahui berbuat curang. “Mereka memanipulasi nilai
siswanya agar bisa masuk dalam jalur undangan,” kata Ravik, Senin, 5 Maret
2012. Hal itu diketahui saat panitia mulai mengolah nilai siswa dan diketahui
ada nilai yang tidak masuk akal. Ravik mengatakan 10 sekolah curang di atas
memang sangat kecil jika dibandingkan 6 ribu sekolah yang diundang mengikuti
jalur undangan SNMPTN 2012. Tapi tetap saja, kecurangan harus diusut tuntas.
“Kami akan mengumumkan nama-nama sekolah curang pada 9 Maret 2012,”
ujarnya. Dia memastikan ada sanksi keras bagi sekolah curang tersebut. Sekolah
akan masuk daftar hitam selama 3 tahun berturut-turut. “Tahun ini nilai mereka
tidak diolah dan dua tahun ke depan mereka tidak diundang,” katanya. Sanksi
keras harus diambil karena jalur undangan berdasarkan asas kejujuran. Dalam hal
ini yang dirugikan tidak hanya siswa yang nilainya dimanipulasi. Siswa yang
jujur pun ikut kena getahnya. “Seluruh nilai siswa di sekolah yang curang tidak
akan kami olah. Sebenarnya kasihan juga, tapi ini sebagai pembelajaran,” kata
Ravik
Sumber : TEMPO